Jumat, 16 Januari 2015

Malam Bahagia Bagi Putri

   Malam ini sudah menunjukkan pukul 21.00. namun, si cantik putri belum juga mampu memejamkan matanya. wajahnya terus saja menggambarkan rona bahagia. kejadian sore tadi. semua kejadian itu membuat dia semakin merasa bahagia dan berharap matahari untuk tidak tenggelam pada sore ini. tetap menggantung di senjanya. tetap menjadi saksi bisu diantara keduanya.
   ya, sore tadi putri pulang bersama asad. gaya menyetir asad yang santai dan tidak sembrono itu membuat putri menikmati setiap detik bersamanya. asad pun seolah-olah tidak pernah kehabisan bahan obrolan pada saat itu. jika tidak membuat putri tertawa, ada saja kata-katanya yang membuat dia sampai harus berfikir keras. seperti sore tadi saat keduanya telah sampai di warung bu susi dan menunggu pesanan mereka siap.
  "oiya, put, kamu gak ngerasa kesepian apa tiba-tiba kehilangan sosok evan gini?" tanya asad tiba-tiba.
   "eh? maksud kamu?"
   "ya kan, tiap harinya kamu sama evan udah kaya amplop ama perangko. nempeeel terus. tapi sekarang dia jadi panitia acara dan sibuk rapat sana-sini. apa kamu gak ngerasa kesepian karna hal itu?"
   putri tak langsung menjawab. dia sedang berfikir. merasa kesepian tidak, karena tentu saat ini dia sedang bersama asad, cowo yang dia kagumi secara diam-diam. tapi melewati sore hari tanpa candaan dan tawa evan tentu semuanya menjadi terasa sepi. sorakannya yang memekakkan telinga, kata-katanya yang asal, tingkah lakunya yang acuh tak acuh... namun tak lupa juga akan sikap melindungi nya yang dia rasakan tiap berada di sisi evan. dia selalu merasa aman. entah apa sebabnya. tapi yg pasti, walau hanya terpisah seperti ini tentu itu sesuatu yang amat besar bagi putri.
   asad memperhatikan putri. dia tahu benar bahwa cewe di sampingnya itu tengah merasa kesepian. namun bingung bagaimana mau mengakuinya karena khawatir disangka memiliki rasa pada evan.
   "kalo iya, gapapa kok put." tebak asad langsung.
  "eh?" putri kaget. sontak rona wajahnya memerah dan dia langsung menunduk karena takut asad menyadari itu.
   "maksud aku, kalo emang kamu ngerasa kesepian gini. kamu gak usah takut buat ngakuin. siapa tau, dengan kamu jujur bisa bikin orang yang mau temenin kamu jadi lebih relaks karena satpam yang biasanya jagain kamu lagi gak ada. hehe." seloroh asad untuk menghilangkan kegrogian putri yang tentunya berhasil membuat senyum terukir di bibir putri.
   "apa si, sad? aku biasa aja kok. ya...namanya udah terbiasa bareng kalo kepisah gini pasti ada kan rasa kesepiannya. tapi kan, temen-temen di kelas sama di sekolah banyak. jadi, banyak juga yang nemenin aku kaya kamu gini." jawab putri sambil tersenyum.
   "jadi, aku sama kaya temen-temen yang laen ya?"
   "yap!" jawab putri yakin.
   "ohh...padahal aku udah berharap lebih dari sekedar itu lho."
 deg! jantung putri tiba-tiba terasa mencelos dari tempatnya. setelah mendengar kata-kata asad tadi, putri mengerti maksud itu. namun dia tidak mau besar kepala sebelum mendapat pernyataan yang lebih jelas dari asad tentang kata-katanya tadi. jadilah putri memasang tampang bingung yang kemudian diikuti kata-kata, "maksud kamu?"
  asad hanya menatap putri. begitu lembut. begitu dalam. putri sendiri bingung harus bersikap seperti apa. namun dia merasa tidak dapat mengalihkan pandangannya dari asad. karena asad seperti hendak menyampaikan sesuatu padanya.
   "put, sebenernya..." asad kembali menarik napas. well, apa yang akan dia lakukan saat ini tentunya sangat tidak mudah. terlalu banyak pikiran negatif yang berkelebat dalam pikirannya membuat rencananya malam itu menjadi terhambat. namun putri masih menunggu. itu berarti dia harus menyelesaikan kata-katanya saat itu juga. "aku gak tau aku mulai ngerasain ini sejak kapan. tapi, kalo liat kamu sama evan..." asad berhenti sejenak untuk menarik napas lagi. oke, keadaan di warung bu susi ini terasa seperti dalam kadar oksigen yang sangat rendah. "aku selalu berharap kalo aku lah yang ada di posisi evan. pulang bareng kamu. bikin kamu ketawa. ngeledekin kamu tanpa takut kamu marah atau terluka."
   asad diam. putri tetap menunggu.
   masih menunggu, tetapi asad tak kunjung bicara.
   "jadi?" tanya putri dengan suara yang begitu perlahan untuk menarik asad agar melanjutkan kata-katanya.
  asad memantapkan niatnya lagi dalam hati. satu.. dua.. tiga.. "aku suka sama kamu put. kamu mau gak jadi pacar aku?"
  deg (lagi) jantung putri di buat loncat dari tempat yang seharusnya. kini putri tidak tau bagaimana lagi tampangnya tapi yang pasti dia sangat syok dan tidak siap dengan pernyataan ini.
  tapi, asad tidak. dari kesulitannya dalam berkata-kata tadi, putri melihat ketakutan dalam mata asad. ketakutan akan dilukai. maka dari itu, putri akan terus meyakinkan dirinya bahwa apa pun yang terjadi, dia harus selalu siap.
   lima menit berlalu tanpa suara dari keduanya. putri masih meyakinkan diri, dan asad pun masih menenangkan diri setelah pengakuannya tadi. dia tak tau kenapa tapi dia merasa sangat gugup tadi. mungkin karena yang dia hadapi adalah putri, gadis istimewa dihatinya, jadinya seperti ini.
   pesanan telah tersedia. mereka makan, selesai dengan semua pesanannya, kemudian mereka pulang. di sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara satu pun. putri masih meyakinkan diri. asad sudah agak tenang tapi dia juga tidak akan mendesak putri untuk menjawabnya.
   tiba di depan gerbang rumah putri. mereka berdua turun dan asad mengantar putri sampai teras rumahnya.
   "makasih ya buat sore ini." kata asad tulus.
   putri masih tak mampu bersuara dan tetap menundukkan wajahnya di depan asad.
   "oke, kalo gitu aku pulang dulu ya. good night." kata asad lagi.
  namun, ketika asad sudah berbalik dan hendak melangkahkan langkah pertamanya, dia merasa ada yang menarik lembut pergelangan tangan kirinya. asad berbalik untuk memastikan siapa yang menahannya. namun dia agak terkejut. setelah bertanya dengan kening yang berkerut dan hendak mengucapkan "ada apa", putri langsung mendekatinya dan memeluknya dengan erat.
  putri tidak mengatakan apa-apa untuk beberapa saat. namun setelah menyadari asad yang tidak kunjung bereaksi, putri pun mengucapkan sesuatu dengan suara yang pelan, "tolong jaga aku baik-baik ya."
   ya. hanya itu. hanya itu yang putri ucapkan dan asad mengerti bahwa putri menerimanya. seribu bunga bermekaran dalam hati asad. dia hanya membalas pelukan putri dengan mengelus sayang kepala kekasihnya itu.  kini satu pasangan lagi telah resmi pada malam ini. malam yang tenang. malam yang sunyi. dan malam yang begitu berarti bagi dua insan yang kini masih berpelukan untuk menyampaikan rasa sayang satu sama lain.
   dan benar saja, disetiap pertunjukkan di panggung sandiwara ini pasti ada penonton yang memperhatikan adegan tersebut dengan sesama. dan dia adalah... evan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar