Kamis, 29 Mei 2014

Siapakah Fabian?

Uang adalah sesuatu yang sangat dekat dengan manusia saat ini. bahkan sampai diibaratkan kalau manusia tidak akan bisa hidup tanpa uang. hmm... cukup sullit juga ya. tapi, siapa diantara semua orang yang menggunakan uang mengetahui awal dari sistem uang yang sekarang kita jalani ini? tak sampai sebagian besar.
maka dari itu kali ini saya akan menceritakan awal penggunaan uang dan Fabian.

Pada puluhan tahun lalu, ketika uang belum ditemukan dan masyarakat masih identik dengan sistem barter, diketahuilah seorang tukang emas dan pengukir perak bernama Fabian. di daerahnya, semua masyarakatnya menggunakan sistem barter untuk memenuhi kebutuhannya. namun, dalam sistem ini ditemukan sebuah masalah yang sangat sulit penyelesaiannya, yaitu apakah sebuah pisau senilai dengan dua keranjang jagung? atau apakah seekor kerbau juga senilai dengan seekor ayam?


Jawabannya pasti... tidak. dan masyarakat pun mulai mengharapkan sistem baru yang lebih baik.

Kemudian, munculah Fabian di depan masyarakat mengajukan usulnya mengenai penyelesaian masalah tersebut. dia menyebutnya dengan sistem "uang". jadi, diawal dia telah menjelaskan tentang sifat emas yang tahan lama dan anti karat. lalu, dia menawarkan kalau dia bisa membentuk emas tersebut menjadi koin-koin kecil. yang mana nantinya koin-koin itu akan disebut uang. selain itu, dia juga menjelaskan bahwa uang tersebut dapat dijadikan sebagai medium dalam menukarkan barang. dengan begitu, suatu barang dapat diberi nilai sesuai dengan usaha ketika memproduksi atau mendapatkannya. maka dengan koin tersebut, masyarakat dapat menukarkannya dengan barang yang dibutuhkan tanpa merasa dirugikan.

Kemudian, ada seseorang yang bertanya. "Bagaimana kalau ada orang di luar sana yang menambang dan membuat koin sendiri?". Fabian pun menjawab bahwa itu tidak boleh diterima. karena hanya koin-koin yang disetujui oleh pemerintah saja yang boleh digunakan. semua orang pun menganggap itu adil dan menyetujuinya.

Setelah itu, orang-orang ramai berebutan siapa yang dapat bagian koin paling banyak. karena mereka terus berselisih pendapat, Fabian pun menawarkan untuk menentukan bagian-bagiannya bagi mereka. jadi, disini semua orang tidak diberi batasan berapa banyak koin yang ingin mereka dapatkan. semua itu tergantung dengan bagaimana mereka dapat mengembalikannya di tahun depan. dengan syarat, karena dia yang telah membuat koinnya, maka setiap orang yang ingin mengembalikan koinnya harus membayar dengan tambahan 5% dari koin yang mereka terima. masyarakat memandang itu bukan hal yang buruk. karena 5% buaknlah nilai yang terlalu besar. akhirnya mereka pun menyetujui sistem ini dan mulai menerapkannya setelah satu minggu waktu produksi koin oleh Fabian seusai pidatonya saat itu.

Semua masyarakat menyadari kebaikan sistem ini karena apa yang dikorbankan senilai dengan apa yang didapat. selain itu, setelah ini mulai lahirlah kompetisi antar pedagang karena pada umumnya masyarakat akan mencari transaksi yang paling menguntungkan bagi mereka. dan, orang-orang pun mulai berpikir bagaimana hidup mereka jika tanpa uang.

Setahun kemudian berlalu, dan sekarang adalah saatnya orang-orang mengembalikan koin-koin yang dulu mereka pinjam kepada Fabian dengan tambahan 5%. beberapa orang mungkin memiliki koin emas lebih dari yang mereka pinjam. tapi, itu berarti ada orang diluar sana yang memiliki koin lebih sedikit dari yang mereka pinjam. karena dari awal, koin yang diproduksi memang terbatas jumlahnya. maksutnya, jika ada 10 orang dan tiap-tiap orang memiliki 100 koin emas, maka jika pada tahun sesudahnya ada satu orang yang memiliki 150 koin emas, berarti salah satu atau lebih dari 9 orang lainnya ada yang memiliki koin kurang dari 100.

Orang dengan kelebihan koin pun meneruskan transaksinya dengan meminjam koin kembali kepada Fabian, namun bagi orang-orang yang koinnya kurang dari yang mereka pinjam, harus memberikan jaminan berupa aset-aset yang mereka miliki. kemudian, barulah mereka diperbolehkan meminjam lagi dengan syarat yang sama yaitu pengembalian dan tambahan 5%.

Saat itu, belum ada satu pun orang yang menyadarinya bahwa 5% yang diminta Fabian selama ini sebenarnya adalah tidak ada. karena, kalau pun semua orang mengembalikan pinjaman mereka kepada Fabian, pasti lebihan 5% itu tidak akan pernah ada. dan tak seorang pun, kecuali Fabian, yang mengetahui bahwa mustahil bagi masyarakat membayar hutang mereka yang merupakan bunga dari pinjaman mereka, uang yang tidak pernah ada.

Nah, begitulah kisahnya. Sungguh menyebalkan bukan? sangat.
ya begitulah, keinginan akan kekuasaan dan kekayaan terkadang dapat membuat orang menghalalkan segala cara dalam meraihnya. seperti Fabian ini.
oke, sekian dulu cerita Fabian untuk kali ini. sebenarnya masih ada satu bagian lagi. tapi, itu akan saya bahas di post lain jika ada waktu :D tengs for riding B)

thank for http://www.relfe.com/plus_5_indonesian.html