Sabtu, 04 April 2015

Masa Lalu (part 1)

   Pukul 19.00. putri sudah tiba di rumahnya. tadi evan mengantarnya pulang setelah merasa cukup untuk berbincang-bincang panjang bersama evan. putri terduduk di atas kasurnya. menatap kosong keluar jendela yang menampakkan pemandangan kota malam yang sangat indah. lampu-lampu kecil berwarna-warni bertebaran dimana-mana. namun, putri tak benar-benar menikmati pemandangan itu. pikirannya sedang mengembara jauh 5 tahun yang lalu saat dia dan evan masih kelas 1 SMP.

***

   pagi itu, putri dan evan tengah berjalan bersama ke sekolah. hingga tiba di sebuah taman, mereka melihat seorang anak perempuan yang tengah menangis. karena empatinya merasa terusik, putri pun mencoba mendekati anak tersebut.
   "kamu kenapa dek?"
   "balon ku kak..." jawab anak itu sambil menunjuk ke atas pohon.
   "waaah kenapa bisa sampai lepas?"
   "tadi, aku lagi asik ngejar kupu-kupu. terus aku jatuh karena ternyata ada batu di depanku. jadinya, balon yang tadi aku pegang ke lepas gitu aja kak."
   "duuh kasian." jawab putri turut sedih
   "sini, biar aku bantu ambilin." kata evan tiba-tiba.
   "eh? tapi nanti baju kamu kotor van. kan kita mau sekolah." kata putri.
   "tenang aja. paling juga cuma kotor dikit." jawab evan sambil tersenyum.
  tanpa kentara, putri memalingkan wajahnya ke arah lain. jantungnya berdegup tak menentu. dia merasakan pipinya memanas.
   "hup... nah, nih balonnya. dijaga baik-baik ya biar gak nyangkut di pohon lagi." kata evan kepada anak kecil tadi.
   "waaah makasi banyak kak." jawab si anak kecil sambil memeluk erat balonnya.
   "iya. yaudah, yuk, put, nanti keburu telat lho."
   "oke. daaaah adek kecil." jawab putri sambil melambaikan tangan ke arah anak kecil tadi yang dibalas tawa bahagia dari wajah imutnya.

***

   "eh ada yang berantem tuh di sono."
   "hah? iya? siapa?"
   "itu si mira ama fira."
   "lah iya? gara-gara apaan?"
   hah? mira sama fira berantem? tapi bukannya mereka sahabatan? batin putri.
   "van, kita tengok yuk. aku khawatir ama mira nih." kata putri pada evan. ya, mira adalah salah satu teman dekat putri. sudah tidak sedikit cerita-cerita yang mereka bagi berdua. entah itu masalah pelajaran, suka-sukaan, bahkan hingga keluarga.
   "ayo." jawab evan tanpa berpikir panjang.
   dari jauh, ternyata sudah terlihat kerumunan murid-murid di depan kelas mira. mira dan putri berbeda kelas.
   "cepet van, aku takut terjadi apa-apa ama mira."
  sesampainya di dekat kerumunan, dengan dibantu evan, putri berhasil menembus kerumunan itu dan melihat langsung kejadiannya. saat itu mira tengah memegang kasar kerah baju putra yang kemudian diikuti dengan tamparan kencang di pipi kanan putra.
   "sakit? nggak lah. karna lebih sakit hati gua!" teriak mira ke arah putra.
   kemudian terlihat fira mendekati keduanya.
  "udah, mir. maafin gu..." belom selesai fira bicara, mira langsung menjambak kuncir rambut fira.
  "maaf lo bilang? lo tuh udah gue percaya banget tau gak... gue sering cerita ke elo tentang putra dan sekarang malah elo yang ngehianatin gue... temen macem apa lo?!"
   melihat fira hanya menangis, gengnya langsung memisahkan mereka berdua lalu membawa pergi fira karna takut masalahnya akan semakin panjang. teman sekelas mira dan putri pun langsung menghambur ke arah fira dan merangkulnya masuk kelas.
  "dan buat lo, putra! pengkhianat lo!" tuding mira sebelum masuk kelas. putra hanya terlihat tak berdaya yang kemudian pergi ke arah kelas fira dengan tertunduk lesu. mungkin dia merasa menyesal atau apa, putri tak peduli.
   setelah mira tenang, putri mengambil tempat di sisi mira sambil mengelus pelan tangan mira.
   "gue sayang banget ama putra, put... tapi dia ngehianatin gue" kata mira lemas.
   "iya, gue tau mir. dan sekarang lo juga harus tau kalo ternyata dia gak baik buat elo."
   "gue udah percaya ama fira tapi dia malah ambil untung dari tiap masalah gue ama putra yang gue ceritain ke dia."
   putri hanya dapat terus mengelus pelan tangan mira yang kemudian ditariknya mira kedalam pelukannya.
   "tenang ya mir. gue tau pasti ada kejutan lain dari Allah dibalik semua ini."
   "pokoknya, put. gue benci banget sama putra dan fira! gue gak mau liat muka mereka berdua lagi! gue gak mau kenal mereka berdua juga, put!"
   "iya, iya, mir. masih ada kita-kita kok disini yang bakal nemenin elu."
   mira melepas pelukannya dengan putri.
   "thanks, put. hati gue sakit banget sekarang. gue mohon, lo harus milih pacar yang bener ya buat ngejaga elo. gue gak mau lo ngerasa kaya gini juga. apalagi yang nyakitin hati kita itu temen kita sendiri... itu..." mira terlihat ingin menangis lagi. kemudian dengan sigap putri menariknya kembali ke pelukannya dan memeluknya erat.
   "iya, mir. pasti gue bakal hati-hati." jawab putri sambil mengelus punggung mira pelan.

***

   "udah selesai, put?" tanya evan yang sedang berdiri sambil bersandar di dinding kelas mira.
   deg! jantung putri kembali berdegup tak beraturan. dia kira, evan akan pergi duluan ke kelas setelah dia masuk ke kelas mira tadi. tapi ternyata, dia justru tengah menunggunya di balkon kelas. padahal tadi putri sudah merasa sangat lama untuk menenangkan mira yang masih tidak stabil.
   "eh, udah kok." jawab putri sambil menunduk.
   "yaudah yuk, ke kelas."
   putri hanya mengangguk kemudian mengikuti evan dari belakang.
   "gimana keadaan mira?" tanya evan tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan.
   "eh, ya...yang pasti belom cukup tenang menurut aku. tapi, aku gak bisa nemenin dia lebih lama. padahal aku pengen banget."
   "oh, yaudah ntar pas istirahat kamu ke kelasnya aja lagi."
   "iya, rencananya juga gitu."
   "emm... mau titip jajanan pas ntar istirahat?"
  "eh, enggak usah. ntar aku bisa pergi sendiri kok."
   "bisa pergi sendiri gimana? istirahat kan cuma bentar. belom kamu jalan ke kelas mira terus ngobrol ngalor-ngidul sama dia. bisa-bisa kamu baru berdiri mau pergi eh terus bel masuk bunyi deh."
   "iya juga si..."
   "yaudah mangkanya, mau nitip gak?" tanya evan lagi. kini sambil menoleh ke arah putri.
   putri tiba-tiba salah tingkah. (maklum ya, percintaan masa SMP masih banyak banget salting yang keliatan jelas :3)
   "yaudah, tar aku nitip aja." jawab putri pelan sambil menunduk. diam-diam, senyum tipis tengah terukir di wajahnya yang cantik.
  "iya deh. emm...ngomong-ngomong itu kayanya mira marah banget ya? serem banget tadi aku ngeliatinnya. buas banget. udah kaya mau makan si fira ama putra. hahaha"
   "hush, namanya juga orang pacaran. pasti kan miranya udah sayang banget. apalagi mereka udah lebih dari setaun kan pacarannya."
   "oh iya ya? hmm jadi penasaran."
   "penasaran kenapa?"
  "kamu bakal semarah itu gak ya kalo aku di posisi putra.." jawab evan sambil melenggang masuk kelas dan meninggalkan putri yang justru masih terpaku di depan pintu kelas. menarik napas yang memburu dan menenangkan detak jantungnya yang seolah ingin meledak saat itu juga.
   maksud evan apaan sih?????? batin putri dilema.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar